Teras Berita - Di kala negara-negara lain kesulitan
menyediakan makanan pokok, penduduk negara kaya muslim Arab Saudi justru
bertindak kurang baik. Sebuah penelitian para ekonom memperkirakan
penduduk Saudi telah membuang antara 35 hingga 40 persen nasi setiap
tahun atau senilai hampir 1,6 miliar riyal atau setara Rp 5,06 triliun.
Arab Saudi setiap tahunnya mengimpor sekitar 1,1 juta ton beras per
tahun dengan perkiraan biaya mencapai 4 miliar riyal. Surat kabar
Al-Madinah melaporkan, hampir 440 ton nasi tersebut kerap terbuang
percuma setiap tahunnya.
Ketua Komite Pertanian dan Ketahanan Pangan di Riyadh Muhammad
Al-Hammadi mengatakan beras merupakan salah satu komoditas penting dalam
ketahanan pangan. Al-Hammadi menilai banyaknya sampah makanan
menunjukkan kegagalan dalam menekankan pentingnya melestarikan makanan.
"Ada pemborosan beras yang signifikan dalam masyarakat Saudi.
Diperkirakan antara 35 dan 40 persen dan ini terutama karena orang tidak
memahami pentingnya melestarikan makanan," kata Al-Hammadi seperti
dikutip Dream dari laman Saudigazette, Sabtu, 5 Juli 2014.
Untuk menyelesaikan permasalahan ini, Al-Hammadi berencana mengadakan
lokakarya tentang topik ketahanan pangan. Pemerintah juga akan
memperbaiki mekanisme untuk mengurangi pemborosan makanan di masyarakat.
Menurut direktur hubungan masyarakat di It’aam Food Charitable
Society, Khaled Al Abdulwahed -Khan, jumlah surplus pangan pada tahun
2013 mencapai 231.764 makanan.
Khaleed mendorong penyelamatan pangan melalui kampanye yang
diluncurkan di koran, televisi dan radio, festival lokal dan situs-situs
jaringan sosial seperti Facebook, Twitter dan YouTube.
It'aam sendiri telah menandatangani sejumlah nota kesepahaman dengan
berbagai badan-badan resmi, seperti Saudi Press Agency dan Saudi Aramco.
It'aam membuat persiapan untuk menerbitkan edisi pertama majalah
musiman "Meerah".
CEO Al-Othaim Market Company, Yusuf Muhammad Al-Qaffari, mengatakan
konsumsi beras tahunan di Arab Saudi sekitar 1,3 juta metrik ton. Lima
puluh persen dari konsumsi beras Basmati diperdagangkan secara ritel
sementara yang lain 50 persen dikonsumsi untuk restoran.
Adapun total konsumsi beras Basmati, 80 persen adalah Mazzah dan 20
persen adalah beras putih. Penduduk bagian selatan dan barat Saudi
mengkonsumsi lebih banyak beras Mazzah sementara provinsi timur
mengkonsumsi beras putih.
Sumber
Post a Comment