Showing posts with label Miliarder. Show all posts

Yu Youzhen Miliarder Wanita, Penyapu Jalanan
Teras Berita - Apa yang akan Anda lakukan bila Anda telah menjadi orang kaya yang memiliki beberapa apartemen dan harta yang melimpah? Kebanyakan orang mungkin memilih berlibur, menikmati hidup dengan bersantai atau membeli barang-barang yang diinginkan. Namun wanita yang satu ini tidak.

Yu Youzhen, seorang wanita berusia 53 tahun, sebenarnya telah memiliki kehidupan makmur seperti yang diinginkan banyak orang. Namun di usianya yang sudah senja itu, ia tidak lantas menjadi orang yang menikmati masa tua dengan tinggal di rumah atau melakukan aktivitas ringan. Wanita ini memilih untuk tetap bekerja dengan menjadi penyapu jalan sepanjang 3 km setiap pagi.

Untuk pekerjaannya ini, ia harus bangun jam 3 pagi untuk menyapu jalanan. Pekerjaan ini ia lakoni sejak tahun 1998 lalu. Mungkin Anda bertanya-tanya, untuk apa seorang wanita kaya yang sudah cukup berumur memilih bekerja sebagai tukang sapu? Kenapa tidak bekerja di kantor bila ia memang wanita kaya?

Yu Youzhen rupanya sudah terbiasa hidup susah dan bekerja keras sejak tahun 1980an bersama suaminya. Seluruh kekayaan yang ia miliki merupakan hasil keuletannya bersama suami dalam kurun waktu beberapa tahun. Dengan memilih pekerjaan ini, Yu Youzhen berharap bisa menjadi contoh agar anak-anaknya tidak menjadi orang kaya yang hanya bisa mengonsumsi harta tanpa tahu makna berusaha mencapai sesuatu.

Ia menjadi ibu yang tegas mendidik anak-anaknya hingga jerih payahnya ini terbayar. Ia pernah menyampaikan pada anaknya, bila mereka tak mau bekerja, Yu akan menyerahkan apartemennya pada negara. Agaknya peringatan ini berhasil dan membuat anak-anak Yu kini mampu menghasilkan uang sendiri.

Bercermin dari kisah Yu, banyak sekali dari kita yang masih terlena pada kenikmatan dunia saat ini. Tidak pernah puas atas apa yang kita miliki dan menghabiskan uang dengan sia-sia. Mungkin sesekali kita patut merenung, kita tak hanya membutuhkan materi, namun juga makna dalam hidup. Meraih sesuatu dengan berusaha keras akan membuat kita lebih puas dari sekedar memperoleh hasilnya.

Kisah lain yang mirip dengan Yu Youzhen adalah kisah Chen Shu Chu, Tukang Sayur Dermawan. Kedua wanita ini tidak lantas menikmati masa tuanya dengan bersantai-santai, melainkan masih banyak hal yang ingin mereka lakukan bagi orang lain meski itu sederhana.


Tidak putus berusaha mencapai sesuatu juga dapat menjaga kualitas makna dari hidup kita. Bila seorang kaya macam Yu Youzhen saja masih bisa memaknai hidupnya dengan mengajari anak-anaknya bahwa hidup bukan sekedar duduk di rumah menghabiskan harta, kita pun bisa membuat hidup kita lebih bermakna dengan hidup lebih sederhana namun punya pencapaian yang luar biasa.


Sumber | Vemale.com

MEXICO CITY - Anggapan bahwa Amerika Latin miskin dan terbelakang dibantah orang terkaya di dunia, Carlos Slim Helu.

Carlos berhasil menggeser Bill Gates sebagai orang paling tajir di dunia. Majalah Forbes mencatat, kekayaan Carlos sebesar 69 miliar dolar AS bersumber dari tiga perusahaan besar miliknya, yakni Telefonos de Mexico (Telmex), Telcel, dan Amrica Movil.

Carlos juga memecahkan rekor sebagai orang terkaya di dunia tiga kali berturut-turut sejak 2010. Carlos pertama kali muncul di daftar orang terkaya versi Forbes pada 1991.

Saat ditanya bagaimana rasanya jadi miliarder, dengan rendah hati ia menjawab, "Ini bukan uangku. Ini hanya titipan Tuhan."

Diwartakan Fox News, kunci utama yang membuat ia makmur adalah banyak relasi dan keberanian. Pria kelahiran Mexico City, 28 Januari 1940 pandai bergaul. Sehingga, bisnisnya terus menanjak.

Ketangguhan Carlos dalam berbisnis banyak dipengaruhi oleh ayahnya, Yusef Salim Haddad, warga asli Lebanon yang melarikan diri ke Meksiko pada 1902.

Di Meksiko, ayah Carlos membangun toko barang kelontong bernama La Estrella del Oriente (Bintang Timur). Suatu hari, Yusef bermimpi membeli beberapa perumahan mewah di pusat kota. Mimpi itulah yang menjadi motivasi besarnya untuk sukses dan mengubah kehidupan ekonomi keluarganya.

Sejak kecil, Carlos sudah diajarkan ayahnya berbisnis. Ia memulai karier bisnisnya pada usia 10 tahun, dengan menjual permen dan minuman kepada keluarganya.

Pada usia 12 tahun, ia sudah punya saham di sebuah bank di Meksiko. Di usia 17 tahun, Carlos bekerja di perusahaan ayahnya, dan digaji Rp 142 ribu per bulan. Pada 1952, Yusef meninggal.

Menyandang gelar insinyur teknik sipil dari National Autonomous University of Mexico pada 1961, Carlos sempat mengajar Aljabar dan Linear Programming. Ia juga pernah mengajar di lembaga internasional, Economic Commission for Latin America and the Caribbean (ECLAC).

"Ia mengajarkanku keberanian, dan memotivasiku untuk tetap maju meski Meksiko dilanda krisis," tutur Carlos memuji sang ayah.

Menginjak usia 30tahun, Carlos memulai bisnis besarnya di bidang konstruksi, real estate, dan pertambangan. Pada 1990, dengan menggandeng Southwestern Bell Corp dan France Telecom, ia membeli Telmex dari pemerintah.

Padahal, saat itu kondisi Telmex sangat morat-marit. Tanpa gentar, Carlos mengubah perusahaan yang merugi menjadi pencetak uang.

Meski sempat dikritik karena menaikkan tarif telepon di negaranya, Carlos tetap bertekad memperbaiki pelayanan telepon di Meksiko, berupa tawaran sambungan lokal, interlokal, selular, internet, dan direktori telepon.

Kerja kerasnya berbuah manis. Perusahaan telekomunikasinya meraih penjualan tahunan hingga 16 miliar dolar AS. Kini, Telmex adalah perusahaan telekomunikasi terbesar di Meksiko.

Baru-baru ini, Telmex American tercatat sebagai salah satu perusahaan yang disegani di New York Stock Exchange.

Carlos kemudian mengembangkan perusahaan jasa internet, Prodigy Inc, yang sukses menjadi perusahaan jasa internet terbesar ketiga di Amerika Serikat.

Carlos juga membangun perusahaan keuangan Grupo Financiero Inbursa, dan industri retail, Grupo Carso. Lagi-lagi, perusahaan yang ia kendalikan itu sukses.

Pada Februari 2006, Carlos melirik perusahaan CompUSA. Lewat perusahaannya, Grupo Sanborns, Carlos menawar CompUSA 800 juta dolar AS.

Ia juga tercatat sebagai anggota komisaris Philip Morris dan SBC. Jabatan Presiden New York Stock Exchange juga pernah diembannya. Pria 72 tahun pun memiliki saham di Saks Department Store, dan The New York Times Co.

Berkat kesuksesannya, kini citra Meksiko yang merupakan salah satu negara miskin di Amerika Selatan menjadi terpandang. (*)



Sumber

Powered by Blogger.