Honinbo Shusaku Ultah ke 185, Logo Google Doodle 6 Juni |
Untuk hari ini 6 Juni Logo Google doodle memperingati ulang tahun Honinbo Shusaku yang ke 185. Honinbo Shusaku (本因坊秀策 Hon′inbō Shūsaku, lahir dengan nama Kuwabara Torajirō (桑原虎次郎 Kuwabara Torajirō, lahir 6 Juni 1829 – meninggal 10 Agustus 1862 pada umur 33 tahun) adalah seorang pemain Igo profesional Jepang yang dianggap oleh banyak pihak sebagai pemain terhebat di zaman keemasan Igo pada pertengahan abad ke-19
Igo, go, weiqi, atau baduk adalah permainan papan strategis antar dua pemain, berasal dari Tiongkok sekitar 2000 SMsampai 200 SM. Permainan ini sekarang populer di Asia Timur. Pengembangan sistem untuk bermain igo melalui Internet telah meningkatkan popularitasnya di belahan dunia lain.
Di Indonesia, nama igo dan go sama-sama digunakan. Go adalah nama Inggrisnya yang berasal dari pelafalan bahasa Jepang aksara 碁 (go), walaupun di Jepang permainan ini biasa disebut 囲碁 (igo). Namanya di bahasa Tionghoa yaitu 圍棋 (trad.)/围棋 (sed.) (pinyin: wéiqí) kurang lebihnya berarti "permainan papan mengelilingi (wilayah)". Nama kunonya adalah 弈 (pinyin: yì), dan juga terdaftar dalam Kamus Kangxi sebagai 碁. Permainan ini disebut 바둑 (baduk) di bahasa Korea.
Nama kunonya adalah 弈 (pinyin: yì), dan juga terdaftar dalam Kamus Kangxi sebagai 碁. Permainan ini disebut 바둑 (baduk) di bahasa Korea.
Beberapa pemain tingkat tinggi, termasuk Honinbo Shusaku mendedikasikan waktu bertahun-tahun untuk menyempurnakan strateginya. Bagi sebagian orang, igo adalah permainan strategi yang paling hebat karena mengalahkan catur maupun shogi dalam hal kompleksitasnya.
Papan igo tradisional terbuat dari kayu dengan garis-garis yang digambar di atasnya. Batu-batunya berbentuk bola gepeng. |
Igo biasanya diklasifikasikan sebagai permainan papan abstrak. Walaupun begitu, kemiripan permainan igo dengan perang sering disebutkan. Sebagai contoh, tulisan klasik Tiongkok The Art of War (孫子兵法) kadang-kadang diterapkan pada strategi igo.
Shusaku dijuluki "Tak Terkalahkan" setelah ia meraih skor sempurna atas 19 kemenangan beruntun dalampertandingan istana tahunan. Beberapa pihak mengungkapkan bahwa ia tidak lebih hebat dari gurunya, Honinbō Shuwa, yang menurut kesepakatan tidak boleh ikut serta bermain dalam pertandingan istana. Untuk menghormati gurunya, Shusaku menolak untuk bertanding dengan gurunya, sehingga tidak ada alat ukur yang bisa digunakan untuk menentukan kehebatan keduanya. Shusaku misalnya, meskipun berhasil mengungguli Ōta Yūzo, tetapi masih mengakuinya sebagai lawan yang tangguh, sedangkan Shuwa mampu mengalahkan Yūzo dengan mudah.
Hingga saat ini, hanya ada dua pemain yang dijuluki dengan "Santo Igo" (Kisei), dan Shusaku adalah salah satunya, sedangkan yang satunya lagi adalah Honinbō Dosaku (1645–1702). Julukan ini awalnya hanya diberikan kepada Honinbo Jowa, namun dicabut karena manuver politiknya. Bahkan hingga saat ini, Shusaku dianggap sebagai salah seorang pemain Igo terbaik yang pernah hidup.
Dalam serial manga dan anime Hikaru no Go, Shusaku dikisahkan menjadi penyemangat bagi pemain IgoFujiwara-no-Sai. Shusaku juga menjadi inspirasi Sai dalam memainkan pertandingan besar yang dikatakan berasal dari Shusaku.
Post a Comment