Belajar Kejujuran dari Seorang Tukang Becak
Mat Choiri dan temannya tukang becak jujur dari Surabaya 

Semua orang tentu ingin memiliki uang yang banyak, agar semua kebutuhannya dapat terpenuhi. Untuk bisa memiliki uang banyak, tak jarang orang yang melakukan ‘jalan pintas’, seperti misalnya melakukan korupsi atau meminta pada makhluk halus. Namun tidak demikian halnya dengan tukang becak asal Surabaya, Jawa Timur ini.

Tukang becak yang bernama Mat Choiri dan merupakan bapak dua anak ini berprinsip kalau mencari rezeki harus dengan cara halal, biar sedikit asal berkah. “Buat apa membawa uang banyak, tapi tidak barokah. Sebab uang atau barang itu, bukan milik kita,” kata Choiri seperti dilansir dari Merdeka, Senin (16/6/2014).

Salah satu kejujuran yang pernah dilakukan oleh Mat Choiri adalah ketika dirinya mengembalikan barang belanjaan salah satu pelanggannya yang tertinggal. Peristiwa itu terjadi pada bulan November tahun 2012. Saat itu, salah seorang pelanggan meminta Choiri untuk mengirimkan barang belanjaan ke pemiliknya, namun Choiri tidak berhasil menemukannya. Akhirnya dia terpaksa menitipkannya ke petugas di supermarket yang berada tidak jauh dari bekas Penjara Kalisosok tersebut.

“Saya sudah mencarinya tapi tidak ketemu juga. Malah kata teman-teman, pemiliknya nyari saya ke sini (pangkalan becak). Terus sama teman-teman diantar ke petugas Giant untuk mengambil barangnya,” tutur Choiri.

Choiri tidak sekali itu saja mengembalikan barang belanjaan penumpangnya. Menurut Achmad, rekan seprofesi Choiri, Choiri juga pernah mengembalikan barang penumpangnya yang kebetulan adalah anggota TNI AL. “Malah yang punya barang angkatan laut (anggota TNI AL). Trus saya bilang ke orangnya, kalau di sini, nggak ada istilah barang hilang atau ketinggalan. Kalau ada barang ketinggalan di becak, pasti dititipkan ke petugas supermarket, silakan dicari dulu ke sana,” kata Achmad bercerita.

Mat Choiri menyatakan kejujuran itu sebagai sikap hidupnya yang tak bisa ditawar-tawar lagi. “Makanan yang kita peroleh dengan cara tidak halal, itu ibaratnya seperti api. Makanan itu masuk dalam darah kita, kemudian membakar kebaikan yang ada dalam diri kita, sehingga bisa mempengaruhi akal sehat kita untuk terus mencari memakan barang-barang yang bukan milik kita,” terang Choiri.

Seandainya saja pejabat-pejabat negeri kita ini memiliki kejujuran seperti Choiri, tentu rakyat akan sejahtera.


Sumber

Post a Comment

Powered by Blogger.