Puasa merupakan periode penting bagi penderita neuropati, karena puasa terbukti bermanfaat untuk menurunkan risiko kerusakan saraf.
Sebelumnya, neuropati merupakan kondisi gangguan dan kerusakan saraf yang dapat disebabkan oleh trauma pada saraf, efek samping dari suatu penyakit sistemik, atau kekurangan vitamin B1, B6, dan B12. Bagaimana kondisinya ketika berpuasa?
Neuropati umumnya dialami oleh sekira 26 %, atau 1 dari 4 orang berusia 40 tahun ke atas. Sedangkan, pada penderita diabetes, angka prevalensi ini meningkat menjadi 50%, atau 1 dari 2 penderita.
Selain itu, neuropati juga dapat menyerang mereka yang mengalami defisiensi vitamin B1, B6, dan B12.
Menurut konsultan neurologis dari Departement Neurologi FKUI/RSCM, Dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), ketika kita berpuasa, tubuh mendapat kesempatan melakukan detoksifikasi dari pola hidup sehari-hari yang mungkin tidak sehat.
"Detoksifikasi menyebabkan penurunan radikal bebas, yaitu molekul yang tidak memiliki pasangan, yang kemudian mengambil elektron dari sel sehat, sehingga sel tersebut menjadi rusak," ujar Dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K) dalam media workshop bertema "Neuropati & Puasa, Kondisi & Cara Penanganannya" di Pad@28, Jakarta, Selasa (16/7/2013).
Dr. Manfaluthy yang juga Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI pusat menambahkan, dengan menurunkan radikal bebas yang menyebabkan kerusakan sel, risiko kerusakan saraf juga akan ikut menurun.
Sumber: okezone
Post a Comment