Manisnya minuman bersoda mungkin tidak selalu berdampak manis juga. Selain bisa berakibat pada penambahan berat badan, sebuah studi baru menemukan minuman ini juga memiliki dampak buruk bagi jantung.
Studi ini dilatarbelakangi sebuah kasus yang menimpa seorang wanita berusia 31 tahun asal Monaco. Dia dilarikan ke rumah sakit karena menderita detak jantung yang tidak teratur dan pingsan. Belakangan baru diketahui wanita itu hanya meminum minuman bersoda sejak usianya 16 tahun. Dia bisa meminum 2 liter minuman bersoda setiap harinya.
Para peneliti kemudian menganalisa kasus "peminum" soda lainnya dan menemukan kebiasaan tersebut dapat memicu fungsi jantung yang rusak, detak jantung yang tidak teratur, bahkan kematian.
Menurut para peneliti, minum terlalu banyak minuman bersoda dapat menurunkan kadar potasium dalam tubuh. Sirup jagung tinggi fruktosa dan kafein yang merupakan bahan baku dari minuman bersoda bersifat pemicu berkemih atau diuretik. Sehingga konsumsi minuman soda yang berlebihan dapat memicu hilangnya sebagian besar potasium dari tubuh.
"Konsumsi kafein juga dapat mengganggu kerja ginjal," ujar penulis studi Nadir Saoudi, ketua divisi kardiologi dari Princesse Grace Medical Centre di Monaco.
Lantaran potasium membantu menjaga detak jantung tetap teratur, kekurangan potasium dapat menyebabkan ketidakteraturan detak jantung.
Saoudi mengatakan, kadar potasium yang rendah juga dapat merusak otot. Sekali otot rusak, maka komponen di dalam otot akan keluar dari jaringan dan terbawa oleh aliran darah. Hal ini akan merusak keseimbangan elektrolit tubuh dan memicu gangguan jantung yang lebih berat.
"Selain itu, minuman bersoda dapat memicu kegemukan yang juga merupakan faktor risiko dari penyakit jantung," ujarnya.
Meskipun belum ditentukan rekomendasi minuman bersoda yang boleh diminum per harinya, namun para peneliti menyarankan untuk minum tidak lebih dari 473 mililiter setiap harinya.
Sumber: Kompas Health
Post a Comment